PUTRI

Kisah yang telah terukir dalam garis kehidupan kalian dan makna yang telah kalian tarik dalam jenjang waktu singkat ini bisa dikatakan diakhir-akhir masa kita yang entah kapan akan berubah. Saat dimana kalian membenci seseorang dengan sepenuh hati dan juga taku dengannya campur menjadi satu dalam tali kehidupan buatan kalian sendiri. Setiap makna yang telah kalian ambil dari sisi kehidupan negatif ketika kalian merasa bahwa kalian adalah orang yang tak pantas dicinta atau mungkin dia tidak pernah menyayangi diri kalian. Maka coba kita tolehkan sedikit saja melihat sisi lain dari kehidupan yang sebenarnya diluar itu semua. Setiap orang untuk mengatakan sesuatu atau beranggapa sesuatu karena dia telah meneliti salah satunya meneliti dari pengalaman yang ada. Membenci cara sikap orang lain terhadap diri kita atau merasakan perilaku yang semena-mena terhadap kita. Bertahun-tahun hidup dengan kemarahan sosok yang sangat berpengaruh tidaklah muda. Entah mau dibilang apa tapi mungkin itu hanya sekedar perilaku bertahan diri.
 Pernah kalian perhatikan kehidupan anak-anak jalanan yang seringkali kita lihat mereka mendapat perilaku kasar dari teman sepermainan dan satu wilayah dengannya. Dia terlihat sangat menurut. Ingin melawan tapi tak mampu. Dia tidak menangis bukan berarti dia kuat karena bisa saja dia hanya bertahan. Tidak mau menyerah dengan kerasnya kehidupan jalanannya. Atau coba kalian perhatikan pekerja seks,jangan hanya kalian nikmati atau kalian pandangi kosong saja. Dia merayu lelaki,woouw tidak ada kata atau raut penyesalan dalam diri. Bukan karena dia suka tapi itu sudah menjadi kegemarannya tapi juga malapetaka jiwa buat kehidupannya. Mereka tahu itu dosa , mereka tahu itu tidak benar tapi kenapa tetap dilakukannya. Mungkin saja dia dulunya pekerja swalayan yang harus menhidupi kelima adiknya yang masih sekolah dan ditambah sang ayah yang sakit-sakitan dan ditinggal mati oleh ibunya. Beban itu ada. Masalah itu ada. Dan cara memaknai hiduppun berbeda. Jika semua memaknai hidup dengan cara dan hasil yang sama maka tidak akan ada variasi didalamnya. Tidak ada namanya pujian atau makian. Tidak adanya kelembutan dan kekerasan. Semuanya datar-datar saja.

Beberapa kali aku membaca sebuah buku tentang kutipan memaknai kehidupan ini walau itu bukan bukuku alias pinjam tapi setidaknya ada sebuah artian yang dibuat oleh seorang cacat bahwa hidup itu indah dan dia sangat menikmatinya begitu juga dengan yang lain. Pendapatnya dijatuhkan oleh seseorang yang terlalu lama diam dalam rumah yang terkurung oleh kehidupan otoriternya membuat dia membenci kehidupan. Aku pun pernah merasakan peryataan itu tapi ketika aku terlalu lama duduk berdiam diri dala kamar gelap yang sangat aku sukai suasananya. Kubuka pintu perlahan-lahan seolah ada monster yang siap menerkamku disan dan itu benar tapi bagaimana cara kita nantinya menjadikan monster itu menjadi teman yang akan melindungi bukan menerkam diri ini. Jangan telalu lama terdiam kedalam balutan skenario snadiwara film ini yang mungkin saja penulisnya ingin berhenti menulis lanjutannya tapi ingatlah bahwa sutradara yang tahu jalan ceritanya ingin kita terus maju tanpa henti. Boleh saja menorehkan kepala kebelakang tapi jangan terlalu kebelakan karena didepan sana masih ada hal yang lebih penting menunggu kata semangat dan seyum indah yang tulus tanpa ada penahanan sedikitpun.